Fort Rotterdam, peninggalan Kerajaan Gowa, menggabungkan arsitektur khas kolonial dan lokal, menawarkan sejarah kaya, daya tarik budaya, serta suasana yang memikat di jantung Kota Makassar.
Benteng Fort Rotterdam adalah salah satu situs sejarah paling menonjol di Indonesia, berdiri megah di pusat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini, yang awalnya bernama Benteng Ujung Pandang, dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9, I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung. Awalnya terbuat dari tanah liat, benteng ini kemudian direnovasi dengan batu padas yang diambil dari Pegunungan Karst di Maros pada masa Sultan Alauddin, Raja Gowa ke-14.
Memiliki bentuk menyerupai seekor penyu yang melambangkan kekuatan di darat dan laut, Benteng Rotterdam tidak hanya berfungsi sebagai pertahanan tetapi juga mencerminkan filosofi Kerajaan Gowa yang berjaya di kedua wilayah tersebut.
Sejarah Panjang Benteng Fort Rotterdam
1. Masa Kejayaan Kerajaan Gowa
Benteng ini awalnya dibangun sebagai pertahanan strategis untuk melindungi wilayah Kerajaan Gowa dari invasi musuh. Struktur awalnya yang terbuat dari tanah liat menunjukkan kesederhanaan teknologi zaman itu. Namun, di bawah Sultan Alauddin, benteng direnovasi menjadi lebih kokoh dengan batu padas, menjadikannya salah satu benteng paling tangguh pada masanya.
2. Penyerahan kepada Belanda dan Perubahan Nama
Pasca-Perjanjian Bungayya pada 1667, benteng ini diserahkan kepada Belanda. Nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam oleh Cornelis Speelman, seorang Gubernur Jenderal VOC, untuk mengenang kampung halamannya di Belanda. Selama 200 tahun, benteng ini menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi Belanda di kawasan Indonesia Timur.
3. Pengasingan Pangeran Diponegoro
Salah satu babak penting dalam sejarah Fort Rotterdam adalah ketika benteng ini digunakan sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro. Tokoh pahlawan nasional ini ditahan di Fort Rotterdam dari tahun 1833 hingga wafatnya pada 1855. Di masa penahanannya, Pangeran Diponegoro menghasilkan sejumlah catatan tentang budaya Jawa yang kini menjadi warisan budaya berharga.
4. Era Pendudukan Jepang dan Kemerdekaan
Selama masa pendudukan Jepang (1942-1945), Fort Rotterdam diubah menjadi pusat penelitian ilmu pengetahuan dan bahasa. Setelah Indonesia merdeka, benteng ini dialihfungsikan menjadi destinasi wisata sejarah, pusat kebudayaan, dan tempat kegiatan edukasi.
5. Peran dan Fungsi Benteng Fort Rotterdam
- Masa Kerajaan Gowa: Pertahanan strategis melawan musuh.
- Masa Kolonial Belanda: Pusat pemerintahan, ekonomi, dan perdagangan rempah-rempah.
- Pendudukan Jepang: Pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
- Era Modern: Tujuan wisata sejarah, pusat seni budaya, dan tempat pertunjukan seni.
Daya Tarik Utama Benteng Fort Rotterdam
1. Arsitektur Kolonial yang Ikonis
Fort Rotterdam memiliki 16 bangunan bergaya kolonial Eropa yang megah. Atap pelana curam, jendela besar, dan struktur yang kokoh mencerminkan keindahan desain arsitektur masa lalu.
2. Filosofi Penyu
Bentuk benteng yang menyerupai penyu melambangkan filosofi Kerajaan Gowa, yaitu kekuatan darat dan laut. Penyu juga melambangkan ketahanan dan adaptasi yang menjadi ciri khas kerajaan tersebut.
3. Museum La Galigo
Di dalam kompleks benteng, terdapat Museum La Galigo yang menampilkan koleksi bersejarah seperti senjata tradisional, miniatur kapal pinisi, fosil, dan artefak budaya Sulawesi Selatan. Museum ini adalah destinasi edukasi yang ideal untuk memahami sejarah dan budaya lokal.
4. Taman Hijau yang Asri
Taman di tengah benteng menawarkan suasana yang tenang dan menyegarkan. Area ini sering menjadi tempat berkumpul para pengunjung untuk bersantai atau berfoto.
5. Lokasi Acara Budaya
Benteng ini sering menjadi pusat berbagai acara seni dan budaya, seperti Makassar International Writers Festival, pertunjukan musik, dan pameran seni.
Fakta Menarik tentang Benteng Fort Rotterdam
- Dibangun pada 1545: Awalnya dari tanah liat, kemudian direnovasi dengan batu padas.
- Nama Asli: Benteng Ujung Pandang sebelum diubah menjadi Fort Rotterdam.
- Pusat Pengasingan Pangeran Diponegoro: Benteng ini adalah tempat terakhir sang pahlawan hingga wafat.
- Lima Bastion Unik: Bastion Bone, Bacan, Buton, Mandarsyah, dan Amboina adalah bagian integral sistem pertahanan benteng.
- Cerita Mistis: Ada cerita mistis tentang penampakan tentara Belanda dan suara-suara aneh di malam hari.
- Dinding Berbeda Panjang: Panjang dinding benteng bervariasi dari 155 meter hingga 225 meter, menunjukkan perencanaan arsitektur yang kompleks.
- Pusat Kegiatan Anak Muda: Dari fotografi hingga festival, Fort Rotterdam adalah tempat favorit anak muda Makassar.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Benteng Fort Rotterdam
- Mengunjungi Museum La Galigo: Museum ini adalah tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah dan budaya Sulawesi Selatan melalui koleksi artefak dan benda bersejarah.
- Berfoto dengan Latar Bangunan Bersejarah: Dengan arsitektur kolonial dan taman yang indah, benteng ini adalah lokasi sempurna untuk berfoto.
- Menjelajahi Bastion: Setiap bastion memiliki desain dan cerita unik, memberikan pengalaman eksplorasi yang menarik.
- Mengikuti Acara Budaya: Dari festival sastra hingga pameran seni, benteng ini adalah tempat yang hidup dengan kegiatan budaya.
- Berbelanja Suvenir: Toko-toko di dalam benteng menawarkan berbagai suvenir khas, termasuk buku sejarah dan kerajinan tangan.
Lokasi Akses Menuju Benteng Fort Rotterdam
- Alamat: Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
- Jarak: 49 menit dari Bandara Sultan Hasanuddin dan hanya 4 menit dari Pelabuhan Makassar.
- Akses: Dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum.
Fort Rotterdam buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00. Tiket masuk ke benteng ini sangat terjangkau, bahkan beberapa area dapat diakses secara gratis, menjadikannya destinasi ramah bagi semua kalangan.
Benteng Fort Rotterdam adalah saksi bisu perjalanan sejarah panjang Indonesia. Dengan arsitektur megah, filosofi yang mendalam, dan peran pentingnya dalam sejarah, benteng ini menawarkan pengalaman yang tidak hanya informatif tetapi juga mengesankan. Sebagai simbol kejayaan Kerajaan Gowa dan jejak kolonialisme Belanda, Fort Rotterdam adalah destinasi wajib bagi siapa saja yang ingin memahami sejarah Makassar dan Sulawesi Selatan. Selain itu, suasana Benteng Somba Opu Gowa yang asri dan penuh cerita membuat kunjungan ke tempat ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Jadi, kapan Anda akan menjelajahi Benteng Fort Rotterdam?